Nama Saya Muhammad- Kus Nandar

“Nama saya Kusnandar, pake strip tapi. Jadi Kus-Nandar” seorang lelaki berumur awal 30-an itu mulai berbicara dengan artikulasi yang tidak jelas.
Saya mengenalnya saat saya mulai masuk ke Organisasi Pers Mahasiswa Tegalboto. Saat itu, waktu semua anak sedang menyimak pembekalan materi, pria ini duduk dengan khusyuk di pojokan ruangan.
Semula saya sangka dia adalah salah satu senior di Tegalboto. Namun saat saya mulai mengobrol, jelas sudah, dia bukan anggota di Tegalboto, apalagi senior.
“nama saya Nandar. Lengkapnya Muhammad Kus-Nandar, pake strip.” Kalimat perkenalan yang ramah itu selalu dia ulang saat bertemu dengan orang baru. Hal itu tetap dilakukannya meski dia sudah melakukan hal yang sama pada orang yang sama.
Entahlah, namanya selalu berubah sesuai dengan moodnya. Pernah suatu saat dia mengganti namanya menjadi Rhoma Kusnandar, tanpa strip antara Kus dan Nandar. Hal itu dilakukannya saat dia kembali menyukai sang raja dangdut yang dengan gagah menumpas penjahat dengan gitar yang digendong dalam film Ksatria Bergitar.
“Anu, itu, nama saya Rhoma Nandar. Saya itu ikut Tae Kwon Do. Saya bisa jurus elang, sama seperti Rhoma Irama”. Itulah kata-katanya seusai film Ksatria Bergitar usai. Namun tidak jelas, apa benar dia pernah ikut Tae Kwon Do. Tak jelas juga apakah jurus yang dipakai sang raja gitar itu jurus Elang apa bukan.
Cak Kandar. Begitulah saya dan semua anak-anak Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) memanggilnya. Dia adalah sosok legendaris di PKM.
PKM ini adalah suatu kompleks dimana sekretariat-sekretariat UKM tingkat Universitas berkumpul. Ada Tegalboto yang organisasi pers. Ada USEF yang UKM bahasa Inggris. Ada pula KSR, korps sukarela Palang Merah Indonesia. Hingga UKM Kesenian yang keren abis.
Tak ada yang tahu dengan jelas kapan Cak Kandar mulai ada di PKM. Beberapa orang bilang, sejak dia SD, dia sudah mulai membantu membersihkan sampah dan daun-daun kering yang mengotori PKM.
Ada yang bilang, sejak revolusi mahasiswa tahun 1998 Cak Kandar sudah mulai aktif hadir di PKM, sering ikut rapat malah. Tak ada yang tahu dengan jelas tentang asal-usulnya yang sedikit misterius.
Tugas Cak Kandar sendiri tidak jelas. Kesehariannya hanya berkisar pada bangun pagi, bersihin sampah,  menyapu pelataran sekret, mengisi air di bak mandi dan hal tetek bengek lainnya.

dsc_1531-edit1

***

Tapi di suatu malam yang sedikit riuh dengan suara para anggota Tegalboto lainnya, saya mengobrol dengan Cak Kandar.
“Cak, sampeyan kapan lahirnya?” tanyaku sambil memainkan nada E pada gitar bolongku. Aku menyanyikan lagunya Superman Is Dead yang berjudul Lady Rose. Cak Kandar duduk di sebelahku sambil menghisap rokok illegal bermerk Gagak Hitam.
“Anu, itu, saya lahir tahun 78” jawabnya dengan artikulasi yang tampak seperti orang mabuk. Bicaranya ngebut, terlalu cepat hingga kadang-kadang kalimatnya tak dapat ditangkap oleh kuping dengan jelas. Orang Banjar menjuluki gaya bicara seperti ini dengan sebutan besosolen. Saya juga kadangkala berbicara seperti ini.
“tanggal ama bulannya Cak?” aku bertanya sambil tetap memainkan Lady Rose dengan khusyuk.
“itu, 2 Mei di Jember” dia menjawab sambil menoleh padaku. Tatapannya polos, seperti anak kecil.
“kamu dulu sekolah ta Cak?” aku penasaran dengan latar belakang pendidikannya. Dia sendiri bisa baca tulis dengan lancar. Bahkan beberapa kali dia menulis puisi di sembarang kertas.
“Anu, saya dulu sekolah di SD Muhammadiyah. Trus masuk SMP kelas 1 carturwulan II saya berhenti. Pelajarannya susah.” Jawab dia sambil menghembuskan asap nikotin yang dengan segera menggelitik hidung saya.

Saya jadi berpikir sendiri. Orang-orang seperti Cak Kandar ini rawan menjadi korban bullying. Gaya dia berbicara dan berjalan mengesankan Cak Kandar seperti orang yang terganggu mentalnya, meski tak begitu adanya. Mungkin hanya ada sedikit kelambatan proses berpikir dalam otaknya. Dan saya yakin, Cak Kandar sama sekali tidak idiot.
Hal ini dibuktikannya dengan mampu mengingat nama-nama orang dengan jelas. Dia ingat beberapa anggota Tegalboto angkatan awal, tahun 95-an. Saya sendiri kaget dengan kehebatan daya ingatnya ini.
Lalu dia bercerita dengan jelas soal pengalamannya pergi ke Bali bersama beberapa anggota UKM Kesenian.
“itu dulu saya pergi ke Bali. Tahun 2001. Saya, Mas Bagus dan Mas Uwul minum arak Bali dari panci.” Dia bercerita dengan semangat tentang pengalamannya pergi ke Bali dan minum arak bersama beberapa anggota UKM Kesenian. Dan dua nama orang yang disebutnya itu adalah anggota UKM Kesenian angkatan lama.
Saat di Tegalboto pun, dia masih mampu ingat nama Mas Apen. Mas Apen ini sendiri sudah beberapa tahun lulus kuliah dan meninggalkan Jember. Sempat kerja menjadi wartawan Jawa Pos, kini ia menjadi aktivis sebuah LSM. Mas Apen, gimana kabarmu?
Mungkin inilah bukti bahwa tuhan itu maha adil.  Saat Cak Kandar yang lemah dalam kemampuan berpikir dan berlogika, tuhan menganugerahkan daya ingat yang luar biasa pada Cak Kandar.
Percakapan saya harus terhenti karena Cak Kandar disuruh membeli rokok oleh Romdhi, anggota lama Tegalboto yang sekarang sukses menjadi fotografer.
“nanti disambung lagi Cak!” sahutku lantang saat dia sudah mulai menjauh.
“iya!” dia juga berteriak dengan semangat.

***

Saat itu tanggal 7 April 2009. Malam itu Romdhi baru datang dari Bali. Kebiasaan dia saat datang dari Bali adalah membawa oleh-oleh paling khas dari Bali, Arak Bali. Orang-orang menyebutnya Arak Api. Karena menurut orang yang pernah merasakan rasa Arak itu, saat minum, perut akan terasa panas seperti disulut api.
Romdhi sendiri sudah mengenal Cak Kandar sejak awal dia masuk kuliah pada pertengahan 2002. Sudah hampir 7 tahun.
Setelah menghabiskan waktu selama 6 tahun lebih dalam misinya merebut title Sarjana Sosial, waktunya sekarang dihabiskan dengan menjadi fotografer. Kebanyakan dia mendapat order memotret model dan pre-wedding. Kualitas fotonya sendiri memang mengagumkan. Tak kalah dengan fotografer ibu kota.
Romdhi juga sering keluar kota saat mendapat orderan pre-wedding. Seperti di Bali ini contohnya. Dan yang tak pernah absen saat Romdhi datang dari Bali adalah buah tangan berupa berbotol-botol arak bali. Sedap bukan?
Cak Kandar adalah peminum alcohol yang kuat.

Kesan itu yang saya tangkap saat Romdhi dan beberapa anggota Tegalboto angkatan lama minum arak Bali bersama Cak Kandar. Kalau gak salah, itu terjadi pada awal tahun 2008.
Hanya arak ukuran satu botol aqua  sedang saja yang diminum bareng. Saat itu ada Mas Apen, mas Wendra, Mas Lutfi, Cak Kandar dan Romdhi sendiri. Saya sendiri bukan peminum alcohol. Jadi saya hanya ikutan nimbrung saja.
Saat itu Cak Kandar “dikerjai” oleh Romdhi. Berkali-kali Romdhi bilang pada Cak Kandar kalau Romdhi sudah dapat giliran minum, tinggal Cak Kandar yang belum. Jadilah Cak Kandar harus berkali-kali minum, sedangkan teman minum yang lain hanya 2 atau 3 kali saja.
Namun hasilnya luar biasa. Romdhi yang pada akhirnya duel minum dengan Cak Kandar, harus terkapar lebih dahulu. Dia juga jackpot berkali-kali. Cak Kandar? Dia tetap segar bugar sembari terus menyanyikan lagu-lagu Rhoma Irama dengan lantang di tengah hening malam.
Sejak itu saya berpikir Cak Kandar adalah jagoan soal minum alcohol.
Namun di malam 7 April itu, teori saya harus runtuh dan sedikit di dekonstruksi. Cak Kandar akhirnya terkapar karena menenggak Arak Bali terlalu banyak.
Saat tahu Romdhi membawa arak, Cak Kandar sontak gembira. Tengah malam, dia datang ke secret Tegalboto. Romdhi sendiri sudah menunggu dari tadi.
Menunggu kesempatan mengerjadi Cak Kandar tepatnya.
Adegan satu tahun silam itu kembali terulang. Cak Kandar harus rela minum terus-terusan karena keluguannya.
Romdhi sendiri tidak minum arak api itu sama sekali. Hanya dia sesekali berpura-pura minum. Dia berakting seperti meminum dan mengeluarkan mimik muka kepahitan karena minum arak. Namun setelah itu, dia langsung menyodorkan sloki pada Cak Kandar.
Hal itu terjadi berulang kali sampai…
“sudah, saya gak kuat sudah…” Cak Kandar berkata dengan lirih dan suaranya makin berat akibat pengaruh alcohol.

dsc_1543-edit1

Tapi dasar orang iseng, si Romdhi malah terus memaksa Cak Kandar untuk terus minum.
“ayo Cak, masa gak kuat? Namamu ini sudah terkenal sampai mana-mana lho Cak. Terkenal sebagai peminum terkuat di Unej” goda si Romdhi dengan seringai yang licik. Aku hanya bisa ketawa melihat adegan itu.
“ini Nuran ini. Ayo minum” ajak Cak Kandar pada saya yang dari tadi ketawa terus.
“Saya kan gak minum Cak” sahutku dengan ketawa yang tak bisa berhenti.
Dan adegan itu pun terulang lagi. Cak Kandar dengan gagahnya terus minum arak yang rasanya seperti api itu. Tanpa terasa ¾ isi botol sudah kosong, masuk ke dalam perut Cak Kandar.
Alcohol itu lalu beraksi. Membuat kerja otak dan mulut tidak sinkron. Akibatnya, Cak Kandar mulai meracau. Kali ini tentang pengalaman seksnya.
“saya dulu anu, pernah “maen” ke Dolog” kata Cak Kandar dengan mantap. Dolog itu adalah satu kompleks prostitusi kelas bawah di Jember. Ada anekdot, saking murahnya harga vagina disana, bahkan bisa ditukar dengan sebungkus nasi.
“gimana rasanya Cak?” tanyaku memancing. Ah, rupanya saya sedang ingin usil malam ini.
“rasanya keri-keri gimana gitu!” katanya dengan tampang yang polos . Keri itu bahasa Jawa untuk geli.
Lalu dia meracau tentang awal mula dia merasakan seks. Waktu itu dia diajak para tukang becak di sekitar PKM yang sedang ingin melepaskan sperma. Jadilah Cak Kandar yang tak tahu apa-apa itu mengiyakan ajakan para tukang becak itu. Dan, pengalaman penetrasi sekaligus ejakulasinya yang pertama itu begitu melekat di benaknya, bahkan hingga sekarang.
“ah, saya gak kuat saya. Udah, berhenti saya” dia kembali mengerang karena sudah tak kuat menenggak cairan api itu.
Namun tangan Romdhi yang usil terus mendorong gelas pada mulut Cak Kandar.

dsc_1538-edit
“terakhir ini Cak, trus selese” kata si Romdhi dengan senyumnya yang lebar.
Dan setelah gelas terakhir itu, robohlah Cak Kandar. Kepalanya mendarat di bantal empuk yang ada di sebelahnya. Matanya separuh menutup. Pupilnya sudah mendongak ke atas. Tinggal bagian warna putih yang terlihat. Cak Kandar sudah tak sadar.
Namun, 15 menit kemudian, terdengar erangan dari mulut Cak Kandar.
“saya mau muntah. Saya muntah” dia kembali meracau, sambil merangkak menuju pintu. Saying seribu sayang, muntahnya sudah terlalu lama mengendap, dan tahan untuk segera keluar. Jadilah sedikit muntahan tumpah di karpet. Ah, pasti besok para wanita Tegalboto akan marah-marah.
Cak Kandar pun akhirnya berhasil keluar. Lalu tiba-tiba suasana menjadi hening. Tak ada suara muntah Cak Kandar. Aku pun sedikit ketakutan, takut Cak Kandar mati gara-gara overdosis alkohol.
Aku menengok ke depan. Rupanya Cak Kandar tertelungkup pasrah di dekat kolam ikan. Disamping tempat sampah tepatnya. Dia sudah tak kuat berdiri lagi, jadilah dia ambruk disana.

dsc_1549-edit
Sontak aku langsung berusaha membangunkan dia. “Cak, bangun Cak, ayo muntah dulu” kataku sambil berusaha membopong Cak Kandar. Romdhi sendiri hanya bisa ketawa-ketawa. Dasar!
Akhirnya aku urut bagian leher belakangnya. Dan keluarlah cairan berwarna kuning kental dari mulut Cak Kandar.

dsc_1542-edit

Giliran aku yang ingin iseng. Aku ambil sandalnya Romdhi, lalu aku taruh tepat di bawah mulut Cak Kandar. Jadilah muntahannya jatuh tepat di sandalnya Romdhi.
Setelah puas muntah, Cak Kandar langsung merangkak lagi menuju sekret. Dia langsung jatuh terkapar dengan mata seperti orang sedang trance.
Jagoan minum dan pria yang menguasai jurus elang ini akhirnya roboh. Tak kuat menahan serangan yang bernama tipu daya…

***

Sebelum saya memposting tulisan ini, saya ngopi di depan PKM. Ikut bersama saya, ada kawan-kawan Tegalboto macam Dyah, Aris dan Erwin. Tak lupa, the one and only Cak Kandar ikut juga bersama kita.
“itu, sekarang nama saya Muhammad strip Kus. Nandar-nya dipisah. Panggilannya Kandar” kembali suara ramah perkenalan itu meluncur dari mulut Cak Kandar. Namanya ganti lagi rupanya. Jadi sekarang, kalau ditulis, namanya adalah Muhammad – Kus Nandar.
Setelah menghabiskan segelas kopi tubruk, dia pulang ke sekret Tegalboto.
“Saya ngantuk. Mau tidur. Kamu gak tidur?” Tanya Cak Kandar pada saya. Saya menjawab kalau saya sedang menulis. Setelah mendengar jawaban itu, dia langsung menimpakan kepalanya pada bantal yang sama dengan bantal yang ditidurinya saat sedang mabuk arak Bali itu.
Kawan, perkenalkanlah temanku. Jadikanlah dia temanmu juga.
“nama saya Kandar. Nama lengkapnya Muhammad – Kus Nandar.” Tiba-tiba suara itu kembali terngiang pada telingaku. Mungkin dia juga akan mengatakan hal yang sama padamu nanti.

4 Tanggapan so far »

  1. 1

    aklam said,

    hahaha nice story boi..

  2. 2

    Leah said,

    I like him a lot :d
    he is so pure

  3. 4

    linar said,

    aq kangen nandar…..teringat saat dia dengan lugunya mencukur kumis kucing…dan dengan berbinar dia berkata “kasian kucingnya sudah tua…”


Comment RSS · TrackBack URI

Tinggalkan komentar