Archive for Februari, 2008

INFLUENCE OF MOTIVATION IN THE LANGUAGE LEARNING

Introduction

Motivation is one of the most important things in human life. Many life has been change because motivation. Ray Charles, a blind Negro from Brooklyn, become one of the best pianist in the jazz world. Django Reindhardt, in age of 15, half of his body and his left hand burned, when he tried to get into a burning caravan to save his guitar. Many people said that he can’t play guitar any longer. Yet, because of big motivation from himself to play guitar again, he did it. And he becomes the most famous and the most legendary guitarist in jazz music.

 

 

 

Joe Satriani and Yngwie Malmsteen, inspired and motivated to play guitar after saw Jimi Hendrix burial. Their life totally changed after that case. And now, they become 2 of the greatest guitarist in the world.

Those examples show us about how motivation can motivate someone, can push someone, and make someone do some action to reach their dream and their vision. Now, how about in language learning? Does motivation influence student in language learning?

  1. Motivation

What is motivation? Many people try to describe the definition of motivation in their own ways. We can see one of them in Introduction of Psycholinguistic class. “Motivation is inner drive, impulse, emotion or desire that moves someone to a particular reason”.

I found any other definition from one web in internet. “Motivation is a mentality power that moves and pushes human behavior, including to study”. In motivation, there are many elements, which are desire, hope, aim, and incentive. (http://haveza.multiply.com).

In the book “Module Character Building I” published by Elex Media Computindo and Bina Nusantara University, it stated that “motivation is a ability which exist in every human being”. Motivation exists because every person wants to reach his/ her dream, so there will be a motivation inside.

  1. Kind of Motivation

Many of Psychologists stated that motivation can be divided into two kinds. Based on Psychology note on Introduction of Linguistic class, we can divide it into :

1. Instrumental Motivation: Refers to motivation to acquire a language as means for attaining instrumental goals; furthering career, reading technical materials, translation and so forth.

2. Integrative Motivation: Is employed when learners wish to integrate themselves within the culture of second language group, to identify themselves with and become a part of that society.

Based on Abin Syamsudin Makmun (2000), motivation can be divided into two terms:

1. Intrinsic motivation: a motivation that comes from us, our self. Django Reindhardt and Ray Charles are the examples of someone who has moved by intrinsic motivation. In students, by having this motivation, usually, those students will learning the language for the best result, with our without price or punishment from the teachers.

2. Extrinsic Motivation: a motivation that comes from outside. Joe Satriani is the example of someone who has moved by extrinsic motivation. He wants to play guitar after see the funeral of Jimi Hendrix. For students, they usually learn language for some prices or afraid of teacher’s punishment.

From those terms of kind of motivation, which one is the most important? Brown (2000) affirmed that intrinsic motivation is more important than extrinsic motivation, especially for long term retention. By having intrinsic motivation, the students will realize that they need to learn and they must learn for their own succeed. They will do it with or without price, award or afraid of teacher’s punishment.

And how to stimulates the intrinsic motivation from the students? Zoltan Dornyei and Kata Csizor in Brown (2000) explain that there are many ways to stimulate the intrinsic motivation, examples that recommended are:

  1. Optimize the application of study’s principle

– Knowing the basic aim of study

– Try to solving the student’s problems in language learning

  1. Create a pleasant condition for study

  2. Make a kind relationship between teacher and student

  3. Improve the self confidence of student in language learning

***

  1. Conclusion

From the explanation above, we can know that motivation is so important in many ways. Anyway, every person, every human being having a motivation inside them. All we have to do is stimulate that motivation so it can moved us to get and reach our dream.

Anyhow, we can conclude that, basically, intrinsic motivation is more important and stronger than extrinsic motivation. And we can make that intrinsic motivation comes out by stimulate our self.

Yet, it could be better if we combined those motivation become one. By combined those motivation, it can make a great impact in how we supposed to do in language learning. A great motivation from inside will be nothing without support from our environment. Furthermore, great motivation from outside will be useless without motivation from inside.

***

 

 

 

Bibliografi

  1. Gea, Atoshoki Antonious S.Th., MM & Wulandari Panca S.Sos, Relasi Dengan Diri Sendiri, Elex Media Computindo, Jakarta, 2002.

  2. http://haveza.multiply.com

  3. http://www.pikiran-rakyat.com

  4. Introduction to Psycholinguistic notes by Drs. Hadiri, MA and Agung Tri W., SS., Mpd.

Comments (19) »

I Bet You Gonna Love This Pict…

Pas lagi googling di suatu pagi buta, entah karena bosen atau karena lagi kumat, aku iseng ngetikin “foto aneh dan lucu” di search box. dan google memang terbukti masih yang terbaik dalam kompetisi search engine. aku berhasil dapat foto yang unik dan lucu. komen orang yang udah melihat ini adalah, sebagian besar, “Foto yang aneh”. entah kenapa orang ini begitu banyak dicerca oleh masyarakat Indonesia. apa karena kelakuannya yang mengganti nama aslinya, SAMIJAN, menjadi nama yang sekarang, ata karena attitude lain yang menyebabkan dia dibenci sekaligus dicerca oleh banyak orang. only god knows why… jadi, silahkan nikmatin foto ini. jangan salahkan aku kalau anda mati terduduk di depan monitor komputer karena kebanyakan ketawa. dan jangan salahkan aku kalau anda ditimpuk orang disebelah anda karena anda tertawa terlalu keras. so, Please enjoy this great pict.

Courtessy of: http://wodjo.wordpress.com

Do u recognize this man? do you have any comment or opinion from this one of the most interractive guys in Indonesia? if you do, please let me know it. just write down your comment. as many as possible. by the way, anda mati tertawa atau ditimpuk? please let me know it too…

Leave a comment »

Backpacking Yuk!

                Jalan-jalan, kalau bahasa kerennya sih, traveling. Banyak orang cenderung menyamakan antara traveling dan backpacking. Tapi sebenernya ada satu perbedaan yang cukup mencolok, yakni kebiasaan atau habit antara traveler dan backpacker.

                Menurut kacamataku, traveler zaman sekarang udah identik dengan turis. Turis disini bisa diartikan, orang asing yang datang ke suatu tempat, lalu menghabiskan uangnya untuk buying things. Hal ini sangat kontras dengan para traveler zaman dulu, sebut saja Ibn Batutta atau Marcopolo. Mereka disebut traveler karena melakukan perjalanan, atau lebih tepatnya, berpetualang, menemukan tempat baru yang eksotis nan misterius. Tapi seiring zaman, dimana internet bukan barang asing, dimana gerai Versace, Mango ato Dolce Gabanna bertebaran di seluruh pelosok tempat wisata, saat Starbucks dan Mc Donald sudah menjadi makanan wajib, maka berubah pula tujuan serta makna dari traveling. Orang yang dulunya disebut traveler karena lebih memilih mencari pengalaman (buying experience), sekarang maknanya tereduksi menjadi turis, yang lebih memilih membeli barang (buying things).

                Pencarian pengalaman sekarang lebih identik dengan Backpacking atau advonturir. Menurut pandanganku, backpacker disini adalah orang yang memanggul ransel, berpetualang mendatangi tempat yang sama sekali baru, dan cenderung (jauh)ebih hemat dibandingkan dengan para turis. Mereka juga lebih memilih membeli pengalaman, bukannya barang atau oleh-oleh. Maka jangan heran, ngambek atau menggerutu ketika melihat seorang backpakcer pulang tidak membawa oleh-oleh melainkan ratusan foto. Bukan karena mereka pelit, tetapi ya karena itu, mereka lebih memilih membeli pengalaman dibanding membeli oleh-oleh. Dan banyak orang yang menganggap bahwa backpacker itu identik dengan perjalanan yang sengsara, menggelandang atau gak mandi berhari-hari (itu backpacker ato gelandangan?hehehe….). bisa dibilang pendapat itu gak sepenuhnya salah. Karena bagi para backpaker, hemat adalah salah satu cara termudah untuk survive. Tapi menurutku, kalau kalian berpikir backpacker harus melakukan perjalanan dengan sengsara, kelihatannya kalian harus merubah sedikit sudut pandang kalian tentang backpacker. Perjalanan hemat bukan berarti perjalanan yang sengsara kan?

                Banyak cara agar perjalanan kita menjadi lebih menyenangkan. Akan lebih menyenangkan lagi kalau tempat yang akan kita kunjungi, ada sanak saudara yang bermukim disana, bisa menghemat uang losmen dan uang makan. Sapa tau lagi, kita dapet uang saku, hehehe. Beberapa tips traveling ala nuran yang didapat dari hasil bertapa di alas purwo sambil telanjang bulat, haha, gak ding, ni berdasarkan pengalamanku yang meski Cuma seupil, siapa tahu bermanfaat:

1.       Survey dulu lokasi yang akan kalian kunjungi. Perjalanan tanpa survey bisa dibilang bagai orang buta yang berjalan tanpa tongkat. Cek juga tempat menginap yang murah meriah, tempat  yang menarik untuk dikunjungi. Sebenernya gak  ada peraturan tertulis, tapi ada baiknya kalau kita tidak mengunjungi mall. Kenapa? Ya rugi lah jauh-jauh backpacking, mainnya kok ke Mall. Cari tempat lain yang jauh lebih eksotis, macem air terjun, candi, kebun buah atau tempat unik lainnya.

2.       Hitung budget perjalanan, dan cocokkan dengan tempat tujuan kalian. Sebenarnya ini masih berkaitan dengan manajemen ekspedisi ala para pendaki gunung. Jangan lupa sediain beberapa puluh ribu rupiah buat budget cadangan. Pisahkan dengan budget utama. Hal ini untuk jaga-jaga kalau-kalau kita kehabisan uang. Kalau emang udah mentok, trus keabisan duit, kalian bisa menjual salah satu barang yang kalian bawa, macem celana atau kaos. Tapi kalau manajemen ekspedisi kita udah bagus, insyaallah gak akan terjadi deh yang namanya jual celana atau jual keperjakaan, hahaha…

3.       Backpacker biasanya lebih memilih ransel daripada koper ala turis. Tujuannya tentu untuk mempermudah mobilitas kita. Kalau membawa ransel ukuran besar (carrier), taruh matras didalam carrier, lalu gulung, sehingga carrier membentuk jadi lonjong sesuai matras yang digulung. Prinsip dasar packing ini diajarkan dalam materi packing di organisasi pecinta alam. Tujuan dari hal ini agar carrier lebih seimbang, dan bentuknya juga lebih enak dipandang, yang tentunya berdampak positif bagi yang memanggul ransel (lebih ringan dan tidak menyakiti bahu). Cara untuk menentukan apakah packing kita sudah benar atau masih salah adalah, kalian coba berdirikan carrier yang udah penuh terisi barang kalian. Kalau tu carrier bisa berdiri tegak tanpa harus dipegangi, berarti packing kalian udah bener. Kalau diberdirikan ternyata miring, atau bahkan jatuh, itu tandanya packing kalian salah.

4.       Prinsip dasar packing lainnya adalah, taruh barang-barang yang lebih ringan dibawah. Lalu berturut-turut taruh barang yang lebih berat. Hal ini bisa membuat carrier terasa lebih enteng.

5.       Kalau bisa, masukkan baju dkk kedalam kantong plastik (kresek). Hal ini berguna ketika turun hujan. Baju dkk tidak akan basah, dan kita tetap hangat.

6.       Jangan lupa peralatan mandi. Handuk cukup bawa yang kecil aja, yang penting cukup buat handukan setelah mandi. Obat-obatan pribadi juga sebaiknya dibawa.

7.       Sepatu kets atawa sandal gunung adalah alas kaki terbaik, terutama jika perjalanan menuntut kita untuk berjalan cukup jauh. Jangan sekali-kali traveling memakai sepatu hak tinggi. Lebih baik kalian mejeng di mall aja. Toh otak kalian cukup waras untuk tahu bahwa sepatu hak tinggi gak pantes dan gak nyaman buat dipakai traveling.

8.       Celana dalam alias CD juga wajib jib jib buat dibawa. Kalian gak mau kan “si Joni” kalian jadi lecet dan bau gara-gara gak ganti CD selama beberapa hari. Tapi buat yang gak mau repot, ada cara unik nan menjijikkan. Kalian mau coba? Metode ini udah dipakai sejak jaman baheula. Dinamakan Side A Side B. Inti ajarannya adalah, setelah bagian dalam udah agak bau dan berwarna menjijikkan, balik aja celana dalam kalian, bagian luar jadi bagian dalam, dan sebaliknya. Hmmmm, cukup kreatif kan? Kalian mau coba? Atau bagi yang jijik, ada cara yang lebih mudah, mau tau????? Gak usah pake celana dalam sekalian!

9.       Sesuaikan barang bawaan dengan tempat tujuan kalian. Hindari membawa barang yang gak berguna. Masa kita membawa celana renang, padahal tujuan kita ke Kawah Ijen. Gak nyambung kan?

***

        Banyak orang memiliki anggapan yang salah tentang backpacking, atau bahkan traveling. Banyak yang mikir kalau orang yang suka backpacking atao traveling adalah orang-orang yang banyak duit, alias orang tajir. Orang yang berpikir seperti itu, sebaiknya kita jitak kepalanya.

Hitchiking, salah satu cara menghemat duit…

Courtessy: http://oengoemeloeloe.multiply.com/

 

 

        Banyak jalan menuju roma, banyak cara agar dapat dana buat backpacking. Mau tau beberapa cara dapet duit ala nuran? Check these out!

1.       Nabung! Hal ini merupakan hal paling mudah sekaligus paling sulit buat dapetin dana buat backpacking. Mudah karena kita cukup masukin duit jatah bulanan kita ke dalam rekening ato celengan kita. Usahakan hal ini rutin dilakukan, setiap minggu 10 ribu, maka dalam 6 bulan (1 semester), kalian bisa hitung sendiri berapa duit yang terkumpul. Susah karena, kadangkala kita punya beberapa item kebutuhan mendesak yang harus menelan duit cukup banyak. Dan sering kali, timbul banyak godaan untuk membeli barang yang kita pengen. Godaan ini umumnya terjadi pada kaum hawa.

2.       Cari koran bekas atau botol bekas. setelah terkumpul cukup banyak, segera pergi ke pengepul koran atau botol bekas, jual!Gak papa lah kita dibilang pemulung. Toh, duitnya lumayan gede.

3.       Buat para anak SMU, kalian bisa lakukan hal yang sedikit berbau kriminal, misal, ngendap-ngendap masuk ke dalam kelas. Biasanya beberapa anak badung dan males, ninggalin buku-buku paket atau diktat di dalam laci meja, kalian bisa curi itu, hehehe. Kumpulin buku-buku haram itu, lalu jual ke tukang loak, hohoho. Kalau yang takut ama hal-hal gituan, ya ikuti aja saran nomer 2.

4.       Ngamen! Ini cara yang cukup mudah, halal pula. Cukup berbekal satu buah gitar, dan suara yang kadang-kadang mengkhianati khazanah bernyanyi yang benar, kalian bisa keliling kompleks perumahan untuk nyari duit. Gak perlu tampang seganteng Delon atau suara semedu Mike Idol, cukup tau beberapa lagu populer dari band macam Kangen, Matta atau Vagetoz, kalian bisa dapetin duit yang cukup gede. Tapi ngamen ini juga perlu beberapa syarat, antara lain tahan jalan kaki ama tahan malu. Kalo kalian ngerasa pemalu, jangan ngamen! Perlu diingat juga, kalo ngamen jangan membawa terlalu banyak temen. Selain nanti jatah duitnya berkurang, bisa-bisa kalian dikira mau ngerampok, hohoho.

***

        Backpacking bisa dilakukan oleh siapa saja. Tak perlu banyak omong atau banyak cing cong… cukup bermodal niat dan keberanian aja untuk memulai sesuatu yang beda. Fortune favors the bold! Apa lagi yang kalian tunggu? Segera kemasi carriermu, dan mulailah backpaking!

 Traveling, all you have to do is take your first step……   

Comments (2) »