Archive for Oktober, 2007

5 cm & Mahameru…

Setelah baca novel 5cm karya Donny Dhirgantoro pinjeman dari Ayos(sebenernya punya Putri, tapi dipinjem Ayos, trus sama Ayos dipinjemin ke aku), jadi keinget kenangan pas SMA. Waktu dulu masih gila-gilanya main diluar. Malam minggu gak pernah ada dirumah, paling nggak kemping ke Tancak.

 

Baca tu novel jadi keinget pas mendaki Gunung Semeru (3676 mdpl), gunung tertinggi di pulau Jawa, sekaligus tempat yang paling dekat dengan matahari. Tapi entah kenapa, penggambaran Bung Donny tentang Ranu Kumbolo, Ranu Pane maupun dinginnya 2 Ranu itu gak begitu mengesankan. Pengen tahu apa yang lebih mengesankan? Pergi kesana, melihat dengan mata kepala sendiri dan merasakan sendirinya bagaimana menggigitnya hawa disana. Ranu Kumbala terlalu indah untuk hanya digambarkan dengan kata-kata. Sebuah danau besar di ketinggian 2390 mdpl. Sungguh sesuatu yang menajkubkan. Tak heran Bung Gembul bisa langsung bertobat, dari preman menjadi supir angkot yang baik hati. Keindahannya bahkan bisa membuat anak kecil yang menangis menjadi terdiam (niru kata-kata Eiji Yoshikawa untuk menggambarkan Musashi).

 

Ade, Aji dan Aku di Ranu Kumbala

 

mapala.net

 

fisika02.files.wordpress.com

 

http://www.volcanodiscovery.com

 

http://www.decadevolcano.net

Aku pergi ke Semeru waktu kelas 2 SMA. Yang berangkat tuh ada 9 orang. Aku, Fahmi, Aji, Ucok, Udin, Ade dan 3 orang cewek : Lulung, Intan dan Dewi. Tapi sayang, karena manajemen expedisi yang kurang matang dan kondisi 3 orang cewek yang gak memungkinkan kita untuk meneruskan perjalanan, maka berhentilah kita di Ranu Kumbala. Kita 3 hari 2 malam hanya mendirikan tenda, menikmati dinginnya air di Ranu Kumbala, mencumbui hangatnya rerumputan di padang rumput di tepi Ranu, memasak air untuk dijadikan segelas kopi atau teh, membuat api unggun dan hanya duduk bercengkrama, bercanda serta menikmati keindahan sang bumi pertiwi, bumi Indonesia tercinta tempat kita memijak tanahnya dan meminum airnya. Saat itu pula kita lupa kalau Indonesia itu sarangnya koruptor dan penjahat bangsat yang bikin susah rakyat. Kita hanya tahu Indonesia sebagai Negara yang indah, jauh lebih indah dari Negara manapun di dunia, kita menganggap Indonesia sebagai Negara yang penduduknya pada ramah, saling menyapa dan tersenyum meski tidak kenal, yang menawarkan sebatang rokok kretek maupun segelas kopi hitam. Saat itu pula, aku (dan mungkin teman-temanku) berkata dalam hati, Aku cinta Indonesia!!!

 

Dalam novel 5 cm, Ian dan Zafran mengalami kejadian mistis saat bertemu dengan sosok Ardian, teman Deniek yang meninggal di Semeru. Aku pun juga mengalami hal yang sama dengan mereka. Mau tau ceritanya? Makanya beli novel “Nuran dan 8 penjahat kelamin” . Halah!!!

 

Jadi gini dab, di gunung maupun hutan ataupun pantai, ada peraturan tak tertulis kalau kita dilarang memetik apapun atau mengambil apapun yang ada disana. Mau bunga kek, mau sesajen kek, mau binatang kek, intinya, jangan merusak alam dengan mengambil isinya. Paham?

 

Waktu kita lagi dalam perjalanan pulang, Aku, Fahmi, dkk minus Ade, Aji dan Ucok berjalan di depan. 3 orang itu (Ade, Aji, Ucok) berjalan di belakang. Mereka sih beralasan pengen jalan pelan-pelan karena kalo berjalan cepat mereka jadi sakit perut. Kalian mencium sesuatu yang janggal? Ternyata perkiraan aku dan kalian gak salah. Si Ade yang matanya suka jelalatan melihat 3 kuntum bunga anggrek hutan berwarna ungu yang langka dan uindaaah banget! Kalo dijual seh harganya mungkin mencapai jutaan rupiah. Nah, layaknya kembang perawan yang menarik kumbang, tampilan menarik sang bunga anggrek rupanya menarik perhatian 3 penjahat kelamin itu. Jadilah mereka sembunyi-sembunyi untuk mengambil bunga itu karena takut ketahuan yang lain dan tentu yang lain akan melarang mereka untuk mengambil bunga itu. Rupanya 3 penjahat kelamin itu lupa semboyan “take nothing but pictures, leave nothing but footprints” yang selalu didengungkan oleh para pecinta alam sejati.

 

Jadilah mereka bertiga memetik bunga perawan itu, eh bunga anggrek maksudnya. Anggota ekspedisi yang lain baru tahu setelah kita sudah nyampe Lumajang. Jadilah 6 orang anggota ekspedisi ini marah-marah dan misuh-misuh karena takut akan siksa kubur, upsss, maksudnya balasan dari “sang penunggu” Semeru. Believe or not, banyak hal yang terjadi pada kita. Bisa ditebak, kejadian atau lebih tepatnya musibah paling besar terjadi pada 3 orang pemetik bunga anggrek hutan nan cantik itu, si Ade, Aji dan Ucok. Mau tahu apa yang terjadi? :

 

  1. Aji : Kecelakaan sepeda motor, patah tulang tangan, patah tulang kaki, wajah lebam nan bengkak, gegar otak ringan. Setelah sembuh, masih banyak kecelakaan kecil yang menyusul

  2. Ade : Kecelakaan waktu mengendarai sepeda motor. Motornya menabrak truk yang sedang parkir (lagian bego sih, truk diam kok ditabrak). Sempat koma, gigi pada rontok semua (sejak itu dia dipanggil bogang dan sempet mau berhenti sekolah karena malu), patah tulang di beberapa bagian termasuk rahang, dan efek samping, menjadi bego yang diperparah dengan otak mesum (kalo itu mah dari dulu,hehehe)

  3. Ucok : sama kasusnya, kecelakaan motor. Luka parah, harus dipasang pen pada kedua kakinya, sejak saat itu dia gak bisa naik gunung lagi, karena kakinya selalu nyeri kalau terkena hawa dingin, dan nyeri kalau dibuat berjalan jauh.

  4. Fahmi : ditolak cewek yang udah dikejar selama 9 bulan lebih (duh, pdkt-nya udah kayak orang mengandung aje,hehehe), mana cewek itu pake nangis segala waktu ditembak, sejak saat itu kisah tragis tersebut menjadi the most tragic love story ever in SMA 1 Arjasa history. Dan aku juga menghembuskan kisah, kalo si cewek nangis karena takut ama wajahnya si Fahmi, huehehehe. Orang-orang sih pada nganggap guyon, tapi kayaknya itu serius deh, hehehehe….(jahat banget sih aku?)

  5. Aku : Kecelakaan sepeda motor, meski gak parah. Banyak kehilangan barang-barang penting meskipun gak berguna (seperti yang punya,hehehe)

  6. Lulung : Kehilangan dompet, lengkap dengan duit bulanan, ATM, KTP, SIM dan surat-surat cinta (duile,surat cinta dari penjaga wc di sekolah aja disimpen). Akibatnya, dia dimarahi ibunya yang berada nun jauh disana. Dan dia juga gak bisa tidur kalo gak bisa baca surat cinta dari mang Paidhi, hehehe….

  7. 3 orang lainnya apesnya masih termasuk kecil (mungkin karena kebanyakan sholat ya? Hehehe…..)

 

 

Setelah berbulan-bulan mengalami keapesan yang tak terduga itu, sebagian dari kita (ini masih ditambahi oleh salah satu kyai terkenal) berpendapat kalo kita harus ngebalikin bunga itu pada tempat semula. Dimana? Ya di tengah-tengah gunung Semeru. Apakah ada ekspedisi lanjutan? Ternyata tidak. Karena apa? Pembaca bisa menebak? For god, jesus, bunda maria, Buddha, Shiwa, Brahma and the other gods, bunganya ilang!!! Anjink!!! Padahal oleh 3 anak pemetik keperawanan itu bunganya udah ditanam di pot dan disimpen baik-baik. Dan kalian tahu apa yang lebih bikin merinding? Yang ilang hanya bunganya aja, dan 3 bunga itu hilang di waktu yang bersamaan. Shit! Akhirnya kita doa, minta maaf pada tuhan dan para penunggu Semeru atas pemetikan bunga anggrek itu dan kami percaya, para bunga anggrek cantik itu sudah kembali pada tempat dimana mereka seharusnya berada. Dan tahu gak, doa itu adalah doa yang paling sering dipanjatkan disamping doa supaya cepet dapat pacar, huehehehe…..

 

Kalian tahu ada yang aneh dari buku 5 cm itu? Bagi yang udah baca tu buku trus juga udah naik ke Semeru, pasti ada satu hal yang mengganjal. Apa itu? Coba tebak! Masih gak tahu?

 

Gini saudara, di tengah tebaran lirik lagu keren, mulai lirik Indonesia Raya, Pictures of You-nya The Cure, Fly me to the moon-nya Frank Sinatra, Kasih-nya Ermi Kulit, Touch me-nya The Doors hingga Bendera-nya Cokelat, ada 1 lirik lagu yang tidak dimasukkan. Kalian tahu lagu apa itu? Lagu kebangsaan yang selalu dinyanyikan aku dan mungkin kawan-kawan pendaki gunung yang lain kalo sedang mendaki Semeru. Masih belum tahu? Lagu tentang keindahan Semeru dan Ranu Kumbala-nya. Tentang khawatirnya mereka akan masa depan Semeru yang terancam. Tentang persahabatan para pendaki saat berbagi susu coklat. Udah dapet? Yup, lagu Mahameru dari Dewa 19!!!!! Lagu ini sudah menjadi lagu wajib bagi para pecinta Semeru. Aneh aja, inti ceritanya mengenai pendakian Semeru yang akhirnya merubah hidup para tokoh, mengenai indahnya Ranu Kumbala dan persahabatan para pendaki, tapi kok lagu ini gak ada. Aneh kan? oh ya, biasanya anthem lain buatku saat pendakian adalah Gebyar-gebyar-nya Gombloh. Aku ndengerin lagu ini pas pendakian Agustus ke Raung, merinding rasanya mendengar lagu ini…….

 

Mendaki melintas bukit
Berjalan letih menahan menahan berat beban
Bertahan didalam dingin
Berselimut kabut Ranu Kumbolo…Menatap jalan setapak
Bertanya – tanya sampai kapankah berakhir
Mereguk nikmat coklat susu
Menjalin persahabatan dalam hangatnya tenda
Bersama sahabat mencari damai
Mengasah pribadi mengukir cinta

Chorus:
Mahameru berikan damainya
Didalam beku Arcapada
Mahameru sebuah legenda tersisa
Puncak abadi para dewa

Masihkah terbersit asa
Anak cucuku mencumbui pasirnya
Disana nyalimu teruji
Oleh ganas cengkraman hutan rimba
Bersama sahabat mencari damai
Mengasah pribadi mengukir cinta

Chorus

Bersama sahabat mencari damai
Mengasah pribadi mengukir cinta

Chorus

Mahameru berikan damainya
Didalam beku Arcapada
Mahameru sampaikan sejuk embun hati
Mahameru basahi jiwaku yang kering
Mahameru sadarkan angkuhnya manusia
Puncak abadi para dewa…

 

 

(Mahameru, Dewa 19)

 

 

Sir Henry Dunant si Bapak Palang Merah itu pernah berkata : Sebuah Negara tidak akan pernah kekurangan pemimpin apabila anak mudanya sering bertualang di hutan, gunung dan lautan……

 

Jadi? Naik gunung yuk!!!

Comments (6) »

Kita,Mereka Dan Punk….

 

Minggu 10 Juni 2007,di sela-sela PJTD Tegalboto yang diadakan di gedung PKM.saya beserta 2 orang teman wanita,Yessi dan Rully menyelinap dan membolos dari dari diklat jurnalistik tersebut.bagi para pemberontak seperti kita,hentakan dan raungan musik punk di belakang gedung PKM lebih menarik daripada mendengarkan teori-teori jurnalistik yang harus kami ikuti.

 

Jadilah saya dan temen-temen wanita saya masuk ke dalam gedung kecil tempat pertunjukan musik punk itu.gak ada yang special di dalam gedung itu,jangankan lighting,bahkan panggung saja tidak ada.hanya ada 2 buah gitar listrik,1 bass,1 perangkat drum,3 buah Sound Laney dan 1 efek distorsi.saat saya masuk ke dalam gedung,bau minuman keras langsung menusuk ke hidung saya.di depan mata saya terpampang gerombolan anak muda yang moshing mengikuti musik-musik keras ala The Ramones,Sex Pistols atau Nirvana.mereka berjoget dengan gaya mirip orang berkelahi,saling pukul-memukul bahkan menendang.tidak sedikit dari mereka jatuh akibat terpukul atau tertendang orang di sebelah mereka.yang mengherankan,tidak ada seorang pun yang marah,yang ada hanya senyuman dan tawa seakan mereka terlepas dari beban yang menghimpit mereka.

 

Saat asyik head banging mendengar musik mereka,saya melihat beberapa orang gadis muda yang berbaur bersama para punkers tersebut.selayaknya musik punk,dandanan dan aksesoris mereka bener-bener cadas.rambut Mohawk,piercing di berbagai tempat,Tatto,Celana Jins ketat dan sobek-sobek,Sepatu Boots,rokok yang menyelip di bibir dan tak lupa mata merah akibat pengaruh alcohol.sempat terlintas dalam pikiran saya,apakah mereka tidak diusili oleh para punkers laki-laki.

 

 

Saat saya mengedarkan pandangan ke sekeliling gedung,ada beberapa spanduk bernada perlawanan dan anti terhadap sistem.tulisan-tulisan macam “ Pagah Anti Rasis “ atau “ Perempuan Merdeka!Hancurkan budaya patriarki”,” Anti Imperialisme “ begitu mencolok mata dengan gambar-gambar unik dan warna yang mencolok mata.

 

 

 

 

 

Karena rasa penasaran yang sudah memuncak,saya pun berjalan menghampiri gerombolan-gerombolan punkers di depan saya.sempat terbersit rasa takut karena dandanan mereka yang sangar-sangar.ternyata saat saya menawarkan wawancara,mereka dengan ramah menyambut,menjabat tangan saya dan tak lupa dengan senyum persahabatan menyungging di bibir mereka.benar-benar beda dari gambaran para anak punk di mata saya selama ini.

 

Punkers pertama yang saya wawancara adalah KNDP ( Nama samaran ), saat ini tercatat sebagai mahasiswa salah satu perguruan tinggi negeri di jember. Dia berbicara seputar idealisme anak-anak punk yang menjunjung tinggi kebebasan dan kesamaan hak.dia juga berbicara tentang prinsip hidupnya yang tidak perduli dengan pendapat orang lain,dan tidak mau orang lain mencampuri urusannya,tetapi jika orang lain meminta bantuannya dia tidak segan untuk menolong.dia juga mengumpat system pendidikan di Indonesia yang menentukan kelulusan murid melalui UNAS.karena menurutnya yang paling mengerti murid adalah para guru,bukan pemerintah.dia juga bercerita dengan semangat kalau Punk itu masalah hati,bukan masalah dandanan atau sekedar cara berpakaian dan mode yang saat ini tengah ngetrend.

 

Di tengah-tengah wawancara ada seseorang yang memeluk saya dari belakang.saat saya menengok,ternyata dia seorang adik kelas saat masih SMA,sebut saja namanya Gentong.karena lama tak bertemu saya ngobrol banyak mengenai keluarganya dan tentu saja musik Punk.saat ditanya kenapa dia senang berkumpul dengan anak punk,dia menjawab dengan diplomatis kalau dalam komunitas anak punk,tidak ada yang namanya diskriminasi,semua orang adalah saudara.dia juga bercerita kalau emosinya bisa disalurkan melalui moshing dan mengumpat sepuas-puasnya.dan dia juga menjelaskan bahwa moshing itu bukan gerakan anarkis melainkan pelampiasan ekspresi dan kemarahan terhadap system yang ada.saat disinggung mengenai minuman keras yang begitu identik dengan anak punk,dia berkata kalau tidak semua anak punk adalah peminum.tapi dia juga tidak menyangkal bahwa banyak dari mereka yang peminum.dia juga bercerita,dengan minum,mereka serasa saudara,1 botol untuk beberapa orang.

 

Saat saya lagi asyik nimbrung dengan si Gentong,saya melihat seorang cewek manis tersenyum pada saya.singkat kata akhirnya kita pun berkenalan.cewek manis ini bernama Nancy ( nama samaran ).dia temen akrab si KNDP dan si Gentong.dengan cara ngomong yang belepotan karena masih dalam pengaruh alcohol, dia bercerita banyak mengenai dia dan dunia punk.Nancy yang masih duduk di kelas 3 SMA ini tidak khawatir kalau ada punkers lelaki yang usil padanya.sebab dia tahu kalau dalam komunitas punk,semua sama,tidak ada perbedaan gender, mereka semua saudara, dan dia menambahkan kalau para punker lelaki sangat menghormati dia jadi tidak ada yang namanya usil,hal ini juga diamini oleh kedua temannya.saat ditanya mengenai orang tuanya,dia bercerita kalau orang tuanya sekarang ada di Makassar,dan dia juga blak-blakan kalau keluarganya almost broken.karena itu dia senang sekali kalau berada dalam komunitas punk yang menerima dia apa adanya,menghormatinya dan tidak ada yang namanya jaim.saat disinggung mengenai masa depannya,dia bercerita kalau dia punya cita-cita bisa kuliah di Malang,tapi dia mengaku tidak begitu memikirkannya.

 

Setelah sedikit banyak berbincang dengan punkers,saya jadi trenyuh melihat masih sempitnya paradigma berpikir masyarakat akan anak-anak punk.masyarakat kebanyakan mempunyai dogma kalau anak punk adalah sampah masyarakat yang tidak punya masa depan,anak punk adalah anak-anak kasar dan tidak punya sopan santun.padahal saat berbicara dengan mereka,saya mendapatkan keramahan yang bahkan tidak saya dapatkan di instansi pemerintah.mereka juga mempunyai sifat kesetia kawanan yang kental dan saling menghormati satu sama lain,tidak ada diskriminasi.dan saya juga baru tahu kalu para punkers yang datang hari itu tidak hanya berasal dari Jember saja,banyak dari mereka yang datang dari Malang,Surabaya bahkan Jakata.padahal acara yang diadakan oleh komunitas punk yang bekerja sama dengan UKM kesenian UNEJ ini minim publikasi.hal ini menunjukkan betapa eratnya persahabatan dan komunikasi antar anak punk.

Hari semakin beranjak sore,tapi tak ada tanda-tanda para punkers akan pulang.saya pun masih betah berada di tengah-tengah anak punk yang ramah dan sopan,tapi karena saya gatal ingin menuliskan sedikit cerita tentang mereka,saya pun pamit pulang pada KNDP,Gentong dan Nancy,3 orang punkers yang meski berbeda latar belakang,mereka tetap satu karena disatukan oleh ikatan yang bernama PUNK….

BEING PUNK IS NOT A FUCKING CRIME!!

Comments (30) »

PKL Sastra Inggris UNEJ Angkatan 2005

PKL Bali 2007….

Sebuah Catatan Kecil dari sebuah perjalanan

By : Nuran Wibizono

Layaknya anak kuliahan lain yang selalu mempunyai agenda PKL di akhir semester ( biasanya semester 4 ), anak Sastra Inggris tak mau kalah. Kita juga ngadain PKL, tujuannya mana lagi kalau bukan di Paradise Island, Bali. Kenapa mesti Bali? Karena para orang jaman dahulu berpendapat kalau Bali itu tempat berkumpulnya turis dari seluruh dunia, karena itu kita bisa mempraktekkan bahasa inggris kita, antara lain ya dengan cara conversation dengan para bule-bule itu. Kenapa kita harus susah-susah mempraktekkan bahasa inggris kita? Ya karena kita anak sastra inggris!

 

Dan seperti kisah perjalanan lain yang ada di banyak buku maupun film, perjalanan ini begitu banyak memiliki kisah unik dan menyenangkan yang gak akan terlupa hingga kita berada di liang kubur ( duile! ). Seperti apa kisahnya? Check this one out!

 

Awal penentuan jadi tidaknya PKL banyak mengundang kontroversi. Banyak menghabiskan tenaga dan waktu. Ada 2 pihak yang berada di balik PKL ini. Ada pihak yang pro dan kontra. Yang pro karena mereka menganggap PKL ini penting buat masa depan kita (?). dan yang kontra karena mempertimbangkan biaya dan status PKL ini. Memang PKL di fakultas Sastra masih mengambang statusnya, antara wajib dan tidak. Dan mereka berpikir, kalo PKL itu tidak wajib, kenapa harus ikut, mending duitnya buat biaya hidup.

 

Setelah perdebatan yang panjang dan berdarah-darah, akhirnya ditentukan PKL itu wajib bagi angkatan 2005, entah gimana dengan angkatan 2006 dan seterusnya. Proses perdebatan ini tidak perlu dijelaskan karena hanya akan menghabiskan waktu anda dan membikin capek saya karena harus menulis kisah perdebatan itu.

 

Akhir kata, jadilah kita berangkat PKL. Hari dan tanggal yang ditentukan adalah tanggal 9 Juli 2007. Aku, Budi, Togog, Taufik, Dipta, Robith, Alvin, Agus, Kiki, Chen, Emil adalah beberapa nama yang berangkat dengan status exhausted. Kenapa? Karena sejak tanggal 1-8 Juli kita menjadi panitia Sastra Basketball Championship.1 minggu aku, Budi, Togog, Taufik dan Dipta menginap di Lapangan Basket PKM, sampe aku lupa gimana empuknya kasur. Aku, Budi, Alvin adalah 3 nama yang menginap di lapangan basket di malam sebelum keberangkatan. Jadilah kita semua kecapekan, dan berangkat dengan wajah yang begitu merindukan keempukan kasur dan hangatnya bantal dan guling.

 

Tanggal 9 malam, para anak-anak Sastra Inggris berkumpul di Kampus tercinta. Kita setuju menggunakan Buana Kharisma Travel karena pertimbangan harga yang paling ekonomis. Untuk pemberitahuan, setiap anak mendapat subsidi sebesar Rp.100.000 dari fakultas. Tapi entah kenapa yang diberikan pada mahasiswa Cuma sebesar Rp. 85.000 aja. Apakah ada pungli? Tanyakan saja pada rumput yang bergoyang.

 

Berangkatlah kita menuju pulau Bali tercinta. Gerombolan si berat yang udah di sebutkan diatas masuk ke Bis 2. Sekedar pemberitahuan bis 2 adalah bis kaum minoritas. Karena para dosen dan guide berada di bis 1. Hanya beberapa anak yang berada di bis 2.Aku pun bisa bernafas lega, karena bakalan bisa tidur tenang selama perjalanan. Tapi begitu tahu aku dan para gerombolanKu berada di Bis 2, entah kenapa banyak temen-temen lain minta pindah ke bis 2. saat ditanya alasannya, mereka menjawab “ karena ntar bisa guyon ama kalian “. Oh my god! Aku mau tidur tenang!!!!!!

 

Singkat cerita, kita pun sampai di Bali pada pagi hari, 10 Juli 2007 setelah menyebrang dengan selamat meskipun ombak lagi gede-gedenya.

 

Tujuan pertama adalah sholat subuh di masjid Al- Ikhsani Sanur sambil menikmati sunrise di pantai. Setelah menikmati sunrise, kita langsung meluncur ke Mahajaya Tower hotel untuk check in. di hotel yang ada kolam renangnya itu, para temen-temen yang gak pernah lihat kolam renang, langsung aja nyebur. Sedang aku? Kalian bisa menebak, lanjutin tidur!!!

 

Setelah tidur yang cukup nyenyak, kita berangkat menuju tujuan berikutnya, Disparda Bali. Ngapain disana? Yang jelas untuk belajar sedikit tentang manajemen pariwisata Bali. Kalo sampe sana ketemu cewek cantik lalu dilanjutin dengan kencan, ya anggap aja sebagai bonus, hehehe. Ternyata eh ternyata, karena salah paham — pihak Disparda mengira pertemuan diadakan tanggal 11 jam 10 sedang pihak travel bilang tanggal 10 jam 11 — akhirnya pertemuan ditunda besok

 

Tujuan setelah Disparda adalah Desa Adat di Tampak Siring. Apa yang bisa diceritakan? Ummm.. hanya kagum melihat masih ada desa adat dan penduduknya yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai ketimuran di antara gempuran invasi barat melalui free sex, minuman keras dan budaya barat lain yang begitu akrab dengan Bali modern. Arsitektur rumahnya juga keren, masih tradisional banget, jadi keinget ama perkampungan jepang di film The Last Samurai.

 

 

 

sumber : www.geocities.com, www.eljohn.net

Seusai dari desa adat, kita makan siang. Setelah itu kita meluncur ke tempat yang begitu dianggap eksotis oleh para bule, tempat yang begitu ingin dituju oleh para mahasiswa Sastra Inggris yang ikut PKL. Kalian bisa menebak tempat apa itu? Kalau kalian menjawab Pantai Kuta, maka kalian benar, dan kalian mendapat hadiah, kencan 1 malam dengan aku,huehehehe….

 

Kuta masih menyimpan beribu pesona. Entah itu ombak yang begitu disayang oleh para surfer. Entah itu gerombolan cewek cantik berbikini. Entah itu deretan toko mahal yang berjejer di sepanjang Kuta dan Legian. Atau para pembikin tato dan penjaja kesenian khas Bali yang selalu ramah terhadap siapapun. Dan hal-hal itu dengan suksesnya membikin Kuta tetap menjadi “ the most wanted place “ di Bali.

n.b : anjrit, sunset di Kuta emang gak ada matinya!

 

Setelah puas minum bir dan melihat cewek berbikini, kita menuju sentral park Kuta untuk makan malam. Selepas makan malam, bandKu, Sex In The Car sempet mainin 2 lagu untuk para pengunjung. Waiting-nya The Adams special untuk Dipta dengan kisah cintanya yang tragis, dan Can’t take my eyes of you-nya Andy Williams yang kita aransemen ulang. Lagu terakhir itu banyak di applaus oleh gerombolan bapak-ibu setengah baya yang juga berlibur di Bali, yang kebetulan lagi nonton kita main ( mungkin keinget ama masa mudanya kali ya,hehehe…).

 

Puas main di Central park, kita meluncur pulang ke hotel. Sebenernya kita disuruh istirahat karena besok masih banyak kegiatan. Tapi karena jiwa muda memberontak dan menyuruh kita untuk menikmati Bali di malam hari daripada tidur di kamar, akhirnya aku, Budi, Togog dan Alvin keluar untuk menikmati Bali di malam hari. Kita akhirnya meluncur ke Kuta, tempat yang tak pernah tidur, yang begitu terkenal sampai dibuatkan lagu oleh Superman Is Dead dengan Kuta Rock City yang sangat nge-hype banget itu.

Setelah sempat antri begitu lama hanya untuk mendapatkan Gourmet Wrap dan Big Mac yang begitu terkenal, disuka sekaligus dibenci dan dihujat oleh para aktivis anti kapitalisme, kita pun meluncur ke monument bom bali I.

 

Untuk menuju ke monument bom Bali I aku memilih untuk melewati sebuah gang kecil berplang Poppies Lane II. Sebuah gang kecil dan unik yang juga sangat legendaries. Dan menjadi inspirasi bagi Slank untuk menciptakan lagu berjudul Poppies Lane Memories. Dan Poppies memang begitu bisa menciptakan banyak kenangan. Sebuah gang kecil yang berisi para penjual baju aspal ( asli atau palsu? ) bermerk terkenal macem Atticus atau Electro Hell yang kalau kalian lihat di Distro kalian bisa terbelalak karena harganya mencapai ratusan ribu, tapi di Poppies kalian bisa mendapatkannya dengan harga hanya 30-50 ribu saja. Sebuah gang kecil dengan berderet pub yang dipenuhi para bule yang mencumbui gelas dan botol birnya sambil menyaksikan live musik. Gang sempit yang kerap kali kita bisa menemukan para bule memaki karena macet yang disebabkan jalan yang sempit. Gang legendaries dimana para pelacur jalanan berkulit coklat terbakar matahari berdiri di sudut-sudut gang sambil merokok mencari teman untuk tidur sekaligus mencari uang untuk dibelikan sepotong rok mini bermerk terkenal. Gang unik dimana para musisi bali mulai The Hydrant, Suicidal Sinatra hingga Superman Is Dead berkumpul, minum sebotol vodka dan menciptakan lagu. Tempat demana ada beberapa penginapan bertarif murah diantara banyak hotel bertarif jutaan,. Begitu banyak hal yang bisa kita lihat di Poppies Lane, sebuah gang kecil yang sarat akan kehidupan……

 

With a bottle of beer infront of Hard Rock Cafe

Setelah sempat memanjakan mata dengan melihat cewek cantik dengan baju yang seperti kekurangan bahan, akhirnya kita meluncur pulang. Saat itu jam menunjukkan jam 01.15 wita. Setelah sempat menelpon seorang teman di Bandung, aku segera terlelap. Tak lama, karena seorang teman membangunkan aku, dan menyuruh aku mandi karena kita akan segera check out dan melanjutkan perjalanan.

 

Tujuan setelah check out adalah Galeri Galuh, sebuah galeri berisi produk seni dan cindera mata khas bali. Dan aku serta teman-temanku gak beli apa-apa. Alasannya tentu saja karena harga barang disana yang lebih cocok buat bule. Akhirnya kami hanya bisa foto-foto dan sedikit mengacau, yang pada akhirnya berhenti karena adanya tatapan sinis dan marah para mbak-mbak penjaga stan disana,hehehe. Setelah dari galeri galuh akhirnya ktia meluncur ke Disparda. Aku serta teman-temanku bertanya-tanya, bahkan sampai sekarang, apa yang kami dapat dari kunjungan kesana? Kalau digambarkan dengan kata-kata, yang paling pas adalah “ 3 jam paling lama dan membosankan dalam hidupku!! “ bagaimana tidak, kita hanya disuruh mendengarkan sang kepala dinas ngoceh gak karuan, dan membosankan! Saking membosankannya, Dosen pendamping kita, Pak Samsul Anam sampe ketiduran, padahal beliau duduk di sebelah sang kepala dinas!

n.b : pas mengacau di Galeri Galuh, buat mbak2 penjaga, muup!

Setelah 3 jam yang melelahkan dan membosankan, kita akhirnya pergi dari sana ( hore! ). Tujuan berikut adalah sebuah tempat yang menjual makanan khas Bali. Mulai kacang Bali hingga tuak Bali. Tapi sekedar pemberitahuan, tuak yang dijual disini gak asli dan gak “ keras “ seperti tuak aslinya, karena ada beberapa campuran. Dan seperti biasa, kalau kalian menanyakan padaku apa yang aku beli, jawabannya tentu, gak ada! Karena harga disini cukup mahal, lagipula aku tahu kalau harga di Pasar Sukowati jauh lebih murah. Jadi biar saja teman-teman cewekku pada kalap memborong oleh-oleh disana.

 

Kalian yang gila belanja pasti akan bertanya-tanya, apa gak ke Sukowati? Tenang aja, kita sekarang menuju kesana kok. Orang-orang gila belanja sih bilang belum ke Bali kalau gak ke Sukowati. Tapi apa bener begitu? Kalau kalian Tanya ke aku, jawabanku : ya gak lah!! Karena apa? Tentu saja karena aku bukan orang yang gila belanja!

 

Tapi beneran, harga barang di Pasar seni ini jauuuuhhhh lebih murah dibanding kalau kalian membeli barang di galeri seni lain. Disini kalian bisa mendapat selembar kain tenun Bali seharga 50 ribu saja. Bandingin dengan harga di Galeri Seni di Legian, harganya bisa sampai 900 ribu! Kalian juga bisa membeli Bed Cover berbagai motif dengan harga 55 ribu. Kalau kalian beli di tempat lain harga bisa membengkak jadi ratusan ribu rupiah. Dan para anak-anak gila belanja yang tadi sudah memborong oleh-oleh khas bali, kembali memborong barang lagi. Mulai kaus sampai replika pedang samurai ( buat apaan?! ). Aku jadi sampai bertanya-tanya, mereka ini bawa duit berapa? aku disini sempet membeli 2 botol arak asli Bali yang bener-bener “ keras “ titipan seorang teman yang lagi pengen mabuk berat. Tapi tahu gak, penjualan arak Bali sekarang illegal. Arak bali sudah dilarang dijual bebas. Aku saja mencari 2 botol arak saja susahnya minta ampun. Hal ini sebenernya ironis, dimana minuman keras yang juga berkadar alkohol tinggi bermerk impor macem Jack Daniels, Bacardi hingga Jim Beam begitu mudah kita dapatkan.

 

Setelah memborong oleh-oleh di Pasar Sukowati, tujuan terakhir kita adalah Tanah Lot. Tempat dimana religiusitas, sakralitas dan modernitas melebur jadi satu. Tempat dimana kita bisa menonton upacara adat sekaligus bokong indah wanita tanpa celana dalam berbarengan sekaligus. Satu hal yang patut dicatat adalah sunset di pantai ini sangat buaaaaggguuuuussss banget nget! Gak kalah ama sunset di Pantai Kuta. Dan keindahan itu ditambah lagi dengan ( kebetulan ) ada upacara adat gede-gedean di Tanah Lot, dimana para umat hindu bersembahyang dengan khusyuk sementara para gadis tanpa celana dalam menonton. Nnah, mungkin karena kebetulan pas ada acara adat, tanah lot jadi ruuuaaammmeeee banget, crowdnya beda jauh ama hari-hari biasa bahkan hari libur Dan jangan lupa, buat yang mau belanja oleh-oleh murah, ada 1 oleh-oleh unik yang murah tapi gak murahan, gantungan kunci yang ada gambar ama tulisannya, cuma 2000 perak doank…

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

n.b : ini di Tanah Lot dengan sunset yang menajkubkan, jangan lupa beli suvenir

 

 

 

 

 

Setelah Tanah Lot, kita sempat mampir di Pantai Soka untuk makan malam. Si Ndok sang vokalis bandKu sempet nyanyi 1 lagu diiringi alunan elekton. Seusai makan malam, selesailah gelaran PKL 2005 ini. Dan kita langsung pulang menuju Jember, kota kecil tercinta yang begitu kesepian setelah ditinggal puluhan mahasiswanya yang pergi PKL.

Apa yang begitu menyenangkan dan mengesankan? Bukan sekarung oleh-oleh atau cewek tanpa celana dalam yang begitu berkesan. Kumpul dengan teman-teman dan gila-gilaan bareng. Menonton sunset, lalu mengacau di Galeri Galuh lebih berkesan daripada itu semua. Yang jelas, kebersamaan seperti di PKL kemarin begitu berarti dan tak akan pernah terlupakan…….

N.B : buat temen-temen lain yang gak bisa ikut gila-gilaan di kuta pada malam hari gara-gara keterbatasan kendaraan, maaf ya… lain kali aku ganti gila-gilaanya… rock on!

Comments (2) »

Mbadhok Wae Cangkemmu!!!

 

Yo. Mbadhok Wae Cangkem-mu (MWC) adalah satu rubrik baru yang sebenarnya udah pengen aku tulis sejak lama, tapi baru kesampaian sekarang. Rubrik MWC ini adalah tulisan gak bermutu tentang kuliner. Mengenai masakan, jajanan , minuman ato apapun yang kita makan + telen dan keluar jadi taik, hehehe….

Edisi pertama MWC adalah mengenai masakan khas suku Using, Banyuwangi. Kalian tahu apa itu? Kalo kalian menjawab Soto Rujak, kurang tepat. Selain soto rujak yang terkenal itu, Banyuwangi memiliki satu makanan khas yang unik, murah dan tentu saja mak nyuss!

Sambutlah, Nasi Tempong! Apaan tuh? Jadi gini saudara, nasi tempong itu kalo secara fisik hampir sama dengan nasi sambelan ala Surabaya, tapi sambel di nasi tempong ini, alamak puedesnya! Lebih menggigit lidah dan serasa menampar muka!(ini nasi apa praja STPDN ya?hehehe…). yang bikin tambah unik adalah, meski makanan ini khas Using, penjualnya hampir semua adalah orang Madura.

Tempong sendiri berasal dari bahasa Using yang berarti tampar. Hal ini seakan menjelaskan mengapa nasi tempong ini sambelnya puedes buanget! Lihat aja warna sambelnya yang nyeremin. Jangan lupa, teman wajib nasi tempong adalah segelas teh panas, inget, panas bukan hangat! Jadi nasi tempong dan teh panas adalah sahabat kental yang gak bisa dipisahkan seperti Roy dan Joe, Che dan Fidel, serta Starsky dan Hutch…alah! Kok jadi malah ngawur! Back to the text! Jadi setelah makan nasi tempong dan minum segelas teh panas, jadilah kita berkeringat dan mulut menjadi panas serasa ditampar. Itulah asal-usul kenapa nasi ini bernama nasi tempong.

Kalo ngomongin lauk, ya standar lauk dalam nasi seharga Rp.2500, isinya dadar jagung 2 biji, tempe, tahu dan lalapan. Kalian mau tahu kenapa lauknya bukan ayam goreng ato rempela hati? Ya karena harganya Cuma Rp.2500 dodol! Kalo harga segitu lu minta lauk ayam goreng, pengen digampar apa ama yang jual? Tapi nyantai, bagi yang kepengen nambah lauk, banyak variasinya, mulai ayam goreng, ikan laut, telur, jeroan macem rempelo; ati; atawa usus, hingga ceker ayam. Dan nambahnya paling-paling cuma Rp.1000-Rp.1500 doang.

Jadi buat yang lagi berpetualang ke Banyuwangi, jangan lupa cari nasi tempong ini. Warungnya banyak kesebar dimana-mana, mulai di Jl. Ikan Tongkol hingga di depan gedung DPR Banyuwangi ada. Yang pasti, buat para backpacker berkantong kering macem aku atau kalian, nasi ini pantas untuk dicoba.

Comments (2) »

Mangap… eh, maaf….

Lebaran udah datang euy! Ya sebenernya udah lewat beberapa hari lalu seh, tapi orang bijak mengatakan, tidak ada kata terlambat untuk meminta maaf. Jadi di kesemmpatan ini, aku pengen minta maaf pada semua temen-temenku yang sering aku siksa macem :

  1. Fahmi, Nyen, Umbar, Gokong, Rayis, Nova dan semua gank Smaja 05 yang pualing sering aku siksa, aku hina, aku gojlok, aku bikin malu dan segala dosa gak beradab lain… sepurane yo rek! Tapi tahun depan, nyantai aja….aku pasti ngelakuin hal yang sama kok, huehehehe (ketawa bengis nan licik…)

  2. Robith, Dipta, Togog, Alvin, Ndok, Koko, Budi, Taupik, Angga, Isal, Vigo dan semua anak Sastra Inggris 05 yang dalam setahun ini mengalami nasib gak jauh beda dengan daftar nama anak setan diatas. Yang sering aku gojlok, aku tendangi dan segala penyiksaan baik batin maupun fisik, I’m so sorry bros, I do apologize to you all, next year, I’ll do the same things to you….huehehehe….

  3. Cindy, Dyah, Miko, Erik,Dhani Kriwul,Yessi, Nink, Bung Widhi, Bung Raflee, Bung Wendra, Bung Romdhi, Cak Kandar dan semua penghuni LPM Tegalboto, yang selalu bergelut dengan absurditas diatas karpet merah nan lusuh namun memiliki banyak sejarah. Maap kalo saya sudah banyak ngerepotin dan bikin susah….

  4. Ayos yang selalu aku gojlok sebagai homo, seorang cowok nerd yang gak pernah suka ama wanita, cowok busuk yang gak pernah pacaran, yang cinta mati ama kaum pria. Mau aku gojlok habis-habisan lagi??hehehe…. Aku rindu kamu sayang, hahahaha!!!!!! (jadi ketularan homo)

  5. Para panitia reuni SD yang gak pernah aku bantuin, padahal aku ada di Jember… maap sebanyak-banyaknya. Keep fighting aja!;)

  6. Semua mahluk yang ngerasa kalo aku punya dosa sama kalian….

  7. Tuhan… betapa aku melupakanmu, tapi aku tahu Engkau maha pemurah. Berilah aku waktu senang-senang, dan beritahu aku kapan aku akan dipanggil olehMu, jadi aku memiliki kesempatan untuk tobat….;)

  8. You!!!!

Comments (3) »